"Ya Allah bereskanlah agamaku yang mana agama itu menjadi pokok urusan bagiku. Bereskan urusan duniaku yang menjadi tempat hidupku. Dan bereskanlah pula urusan akhiratku yang mana akhirat itu tempat negri kembaliku. Jadikan hidupku itu hanya untuk menambah kebaikan. Dan jadikan pula kematian bagiku hanya tempat untuk istirahat dari berbuat jahat"

Selasa, 20 Desember 2011

sejenak berpikir dalam satu jam perjalanan

Alhamdulillah.... sebuah kata yang sering aku lupakan. 
selama dalam perjalanan menuju rumah dari kampus, pikiran ini entah melayang sampai mana. perjalanan 1 jam dengan kendaraan umum, ternyata begitu banyak hal masih aku lupakan dan belum bisa aku lakukan.. tak terpikir oleh ku, untuk berada ditengah-tengah kehidupan hiruk pikuk kota termacet ini. bisa dikatakan juga ini tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai suku dan kota di Indoesia bahkan mungkin banyak bule juga disini. (hehehe... termasuk aku, kalo orang jawa nyebut adik perempuan dari ibu ato bapak) persaingan ketat sepertinya selalu ada disini. sehingga disini kita harus bisa hidup berani, mungkin juga harus sedikit egois karena waspada dengan orang yang suka memanfaatkan orang lain. dan juga harus hati-hati karena berbagai cara sering mereka halalkan untuk kebutuhan mereka, yah.. gak semua seperti itu tapi inilah hidup tiada yang tahu isi hati oranglain. :) but lebih baik, positif thingking n waspada..

aku tak pernah membayangkan bisa berada ditengah-tengah kehidupan seperti ini. tapi 3,5 tahun sudah aku jalani i.ni semua. dan selama ini sudah banyak aku dapatkan hal yang tak pernah aku lihat, aku pikirkan sebelumnya. ini kehidupan yang jauh berbeda dari kampung halaman. disini aku hanya punya 1 saudara kandungku. dan tiada sodara lagi selain dari saudara kakak iparku. jauh dari orang tua dan kerabat. tetapi inilah yang mengajarkan aku untuk bisa mandiri tanpa bantuan siapapun dalam melakukan segala sesuatunya kecuali biaya hidup masih tanggungan keluarga. aku dituntut untuk bisa bertahan sendiri.
pertama memang sulit, tapi ternyata sudah selama ini juga aku bisa bertahan. bahkan ini belum sebuah hidup yang sebenarnya buatku. aku masih harus mencari jati diriku. dan rasanya tak mungkin juga aku sanggup dalam kesendirian seperti selamanya. masih ada yang harus aku cari, dan aku harapkan.

setiap hari aku berlalu lalang melalui jalan ini, waktu 1 jam perjalanan. tapi entah kenapa hari ini aku begitu ingin bersyukur. aktivitas yang belum berubah ini aku lalui hari ini, tapi sebentar lagi mungkin aku tak lagi melewati perjalanan 1 jam ini. 1 jam yang memberi aku inspirasi, memberi aku kekuatan, memberi aku motivasi dan harapan. semua ini karena mereka yang aku temui disetiap perjalanan 1 jam ini. sebagai generasi muda, aku berpikir masih banyak yang perlu dipikirkan negara. sebuah kota yang masih menyimpan banyak kemiskinan dan banyak kekumuhan. apalah artinya jika memberi sepeser uang seribuan dan membantu sepotong sampah untuk dibuang ditempatnya. jika kita lakukan ini setiap hari, setiap orang mungkin kota ini dan kota-kota lain tak seperti ini. aku sebagai pendatang saja risi, bahkan tak nyaman menempatinya bagaimana dengan penduduk tetap disisni???? adakah kota yag bersih yang bisa nyaman ditinggalin meskipun ada segudang aktivitas yang kulakukan dihari-hariku. andai pergi dan pulang aktivitas dalam perjalanan itu menenangkan pasti akan banyak berkurang dari penduduk yang sakit dan stress. ironis memang...

semua itu ada pada kesadaran kita masing-masing. seandainya, setiap orang selalu bisa bersyukur dengan apa yang dikaruniakan Sang maha Pencipta pasti kita semua dalam kedamaian, saling toleransi dan tolong menolong. bukan egois mementingkan pribadi tanpa melihat mereka yang jauh dibawah. mereka yang tinggal di kolong jembatan, mereka yang setiap harinya ada dipinggir jalan dan dilampu merah. hati ini pilu melihat semuanya. banyak orang bermewah-megah, saling saing gadget, trend mode dan fashion ato entah apalah tapi melihat orang-orang seperti itu tak pernah hatinya terketuk hanya untuk memberi uang seribu rupiah yang tak sebanding dengan gadget mereka yang harganya berpuluh-puluh juta. tak terpikir dibenaknya untuk memberi haknya malah diinvestasikan untuk pribadi entah yang diluar negeri entah itu untuk rumah yang sangat megah sedang mereka dalam kolong jembatan. astagfirullah... masih sangat memprihatinkan sekali diri kita ini. dan ketika uang udah terpakai, diminta pertanggungjawabannya yang bisa dilakukan adalah masuk rumah sakit. sudah sulit mempercayai orang seperti itu, gak bermaksud su'udzon tapi dimana hati nuraninya??? begitu bersenang-senang setelah habis, tak ada kata maaf sekalipun malah saling mengelak dan menuduh.

didunia ini memang tak ada yang sempurna, tapi memang susah mencoba untuk sempurna. berusaha untuk bisa sempurna saja sulit sekali. sering hanya luar saja yang sempurna tapi dalam diri siapa yang tahu melainkan hanya Dia yang Maha Kuasa atas segalanya. namun, bukan berarti kesusahaan dijadikan alasan, harusnya kesusahaan itu jadi motivasi. motivasi untuk menjadi lebih baik lagi, tapi lebih tepatnya kata susah diganti kesulitan ( :D ) semoga generasi muda sebagai penerus, akan lebih baik lagi. baik dalam hati, baik dalam bertindak, baik dalam berpikir (termauk diriku ini). dan yang penting perbaiki hati nurani kita, insyaAllah jika hati nurani ini baik maka akan baik semuanya. 

hidup bersahaja dalam kesederhanaan dan penuh rasa syukur itu sangat menentramkan hati. saling membantu dan menolong itu akan memberikankemudahan disetiap urusan orang lain maupun diri kita sendiri. saling toleransi menghargai perbedaan itu akan menambah keindahan dan warna dalam hidup tanpa harus ada pertikaian dan permusuhaan apalagi peperangan. Nauzubillah... semoga kita semua selalu dalam lindungan dan keridhoanNya. amin...
hanya sekedar tulisan dalam perjalanan saya setiap 1 jam, apabila ada kata yang menyinggung dan tidak enak dibaca mohon perbaikannya. dan apabila ada salah, saya minta maaf... terimakasih sudah membaca blog saya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar