"Ya Allah bereskanlah agamaku yang mana agama itu menjadi pokok urusan bagiku. Bereskan urusan duniaku yang menjadi tempat hidupku. Dan bereskanlah pula urusan akhiratku yang mana akhirat itu tempat negri kembaliku. Jadikan hidupku itu hanya untuk menambah kebaikan. Dan jadikan pula kematian bagiku hanya tempat untuk istirahat dari berbuat jahat"

Rabu, 07 Mei 2014

Jalinan Ukhuwah Bermula...




Disuatu malam yang sunyi, hati-hati manusia yang hening dalam kesibukan masing-masing. Terjadi percakapan antara insan yang mencoba memecah keheningan malam. Menyeruakkan heningnya hati mencari setitik cahaya jalinan ukhwah karna illahi.


 A : Akhir-akhir ini banyak sekali yang menikah, melahirkan dan juga meninggal.
 B : Ya begitulah siklus kehidupan, berganti dari generasi ke generasi    hingga akhir masa kan tiba.
 A : Manusia tak diciptakan kecuali untuk beribadah..
 B : " yup.."
 A : Eh, iya. Kamu melihat hidupku bagaimana sih ? Kadang aku sering tidak bersyukur dan merasa tak beruntung.
 B : Hidupmu baik-baik saja sepertinya, justru dirimu sangat beruntung. Tengoklah dalam keluargamu, lingkungan sekitarmu dan teman-temanmu. Dan bersyukurlah atas nikmat yang tlah kau terima.
 A : Iya, Alhamdulillah. Semua diberikan tak kekurangan. Alhamdulillah..
 B : Lalu, apa yang membuatmu merasa tak beruntung ?
A : Entahlah...
B : Sabarlah menerima setiap kejadian. Dan jika kau tau, diluar sana banyak yang tak seberuntung dirimu.
A : Iya sabar, penting itu.
B : Iyah
A : iyah...
B : Menurutmu seperti apa sahabat itu ?
A : Entahlah, sahabat harus lebih banyak memberi daripada diberi.
B : Pemberian seperti apa ?
A : Banyaak, semuaa..
B : Lalu dimana bisa kudapatkan sahabat itu ?
A : Ga tau, sahabat ooo sahabat. Kau mau jadi sahabatku ? Aku butuh itu.
B : Selama aku kenal dirimu, selama itu pula aku berusaha jadi sahabat yang terbaik. A : �쏀�쏀�쏀 *ekspresi nangis...
Jika dirimu tak masalah bersahabat dengan ku, dengan senang hati aku berusaha menjadi sahabat terbaikmu. Karena aku sadar, aku juga butuh sahabat. Sahabat yang tak akan melupakan kita bagaimanapun kita saat ini dan saat nanti. Dan akan seperti apa kita saat ini dan saat nanti.
A : Kau tentu banyak sahabatnya. Aku terlalu cuek untuk jadi sahabat.
B : Entah banyak atau tidak, yang ku tahu aku hanya ingin bersahabat dengan siapapun. Tak usah kau khawatir, kita diciptakan berbeda begitu juga dengan sifat dan karakter. Hanya butuh pengertian dan butuh saling memahami. Dan hanya ketulusan yang ku punya untuk jadi sahabatmu. Aku akan sangat senang jika kau percaya padaku.
A : SubhanaAllah,... Maafkan jika banyak sekali ketidakpekaanku atas masalah-masalah yang selama ini kau hadapi. Karena aku terlalu cuek, mungkin sering kali abai tak peduli. Aku bulan tipe perempuan lembut, tapi sebenernya hatiku mudah sekali tersentuh, sensitif dan menangis.
B : Kau tak salah, dan tak perlu minta maaf. Karena masalah seninya
kehidupan. Setiap orang punya masalah. Berat atau ringan tergantung masing-masing. Kau buat ku tersenyum itu sudah meringankan, kau membuat diriku senang. Kau bahagia aku pasti bahagia, tapi jika kau sedih, bahu ini akan selalu ada untuk seorang sahabat. Dan bukankah perbedaan itu indah, seperti pelangi warna warni indah dipandang. Bahkan kehadirannya selalu ditunggu -tunggu dan membuat senyum untuk semua orang. Aku tak memandang sifat ataupun karaktermu, asalkan kau bisa percaya sudah cukup untukku. Dan tentu saja jika kau bisa menerima diriku.
A : Iya aku menerima itu apa adanya tak dibuat-buat, sederhana saja. Karena aku pun begini biasa saja tak istimewa.
B : Biarkan sederhana itu terus mengalir dan yang biasa itu menjadi istimewa. Karena ksu istimewa buatku, yah karena kau adalah sahabatku.
A : Aku pernah menangis tersedu sampe terisak meratapi diri yang merasa kurang beruntung. Lalu tak lama Allah beriky teguran. Saat sedang kirim barang paket di JN* , kasirnya nangis-nangis karna dia, katanya pusat salah timbang dan uang kurang, dan harus ganti rugi. Terpaksa gajinya harus dipotong, padahal pas-pasan. Terus gak lama ada customer komplain barang yang diterima berupa gitar listrik patah. Harga gitar 7 juta, mana yang komplain tattoan banyak makin ngerilah kasir sama aku. Dia gak mau tahu pokoknya dia merasa kirim barsng dari situ jadi musti diganti. Ya, dari situ aku merasa Allah selalu menjagaku. Penjagaannya padaku terlalu kuat maka sering kali jika aku lalai langsung ditegur.
B : Allah amat sayang, Alhamdulillah...
A : Iya, cuma kadang syukurku terlalu rapuh dan sering menagih nikmat lebih.
B : Disetiap kejadian pasti ada hikmahnya yang bisa diambil jika kita selalu berprasangka baik pada-Nya.
A : Terimakasih sudah mau bilang seperti itu jadi sahabatku. Karna aku tak pernah berucap seperti itu sebelumnya kepada siapapun. Aku sulit berkata sayang, berucap cinta, padahal dalam hati penuh sayang dan cinta untuk orang- orang yang mau peduli padaku. Bahkan aku jarang berkata rindu walau hati penuh mengadu rindu. Mengaku untuk hal-hal seperti itu terasa tabu dan kaku dilidah, namun mudah sekali kurangkum di tulisan, dibuat indah sampai haru.
B : Iya manusia tak luput dari kelalaian. Begitu juga diriku, semangat dan iman ini masih labil dan butuh penguat. Sama-sama cobalah untuk membuat tersenyum orang-orang yang kau sayangi dan peduli padamu dengan menyenangkan hatinya. Karna kata-kata sayang, cinta dan rindu yang tulus akan memberikan semangat energi yang positif. Menjadikan dunia ini indah dengan persahabatan.
A : Kau tau ada yang menggenang disini, di mata yang padahal tak kupinta dia menetes. Alhamdulilah sedikit perlahan resahku tersalurkan dengan ini, sesakku pun sedikit hilang karna dengan ini. Sharing sederhana namun memberi makna. Terimakasih untuk semuanya, moga Allah selalu menjagamu, menjaga imanmu, dan hatimu selalu tertuju padaNya.
B : Aamiiin.... Semoga Allah menjaga ukhuwah ini... Anahubikafillah ukhti... �쏀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar