"Ya Allah bereskanlah agamaku yang mana agama itu menjadi pokok urusan bagiku. Bereskan urusan duniaku yang menjadi tempat hidupku. Dan bereskanlah pula urusan akhiratku yang mana akhirat itu tempat negri kembaliku. Jadikan hidupku itu hanya untuk menambah kebaikan. Dan jadikan pula kematian bagiku hanya tempat untuk istirahat dari berbuat jahat"

Kamis, 07 Agustus 2014

Lebaran yang dinantikan


Hari yang dinanti umat islam setelah ramadhan, yaa hari kemenangannyang fitri "Lebaran". Persiapan menyambutnya pun sudah dari jauh-jauh hari. Persiapan antri tiket untuk yang mudik. Lalu yang tak asing lagi, kue nastar, kastengel, dan putri salju. Kue ini identik dengan mereka yang tinggal di kota. Kalau di desa saya, unik lagi. Para ibu membuat dodol ketan, padahal dodol ini bikinnya juga perlu perjuangan. Bayangkan saja, butuh waktu 5 jam hanya untuk mengaduk adonan sampai matang. Dan tak kalah seru juga menjelang akhir ramadhan, pembagian THR lalu berbondong-bondong ke mall. Hehee... Seru sih, bisa juga bernilai ibadah membelikan baju-baju untuk keluarga dan saudara tapi sayang jika ketinggalan tarawehnya karena capek belanja. Yang mana ibadah sunah di bulan ramadhan adalah taraweh bukan beli baju baru. Hadeuh... 

Sudah telat sebenernya jika post tentang lebaran, tapi biarlah memory akan selalu terkenang kapanpun. Seminggu telah berlalu, lebaran dan liburan pun usai. Tinggal menyisakan kenangan yang mungkin amat indah untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, orang jawa kebanyakan adalah perantau. Budaya mudik menjadi moment tersediri saat lebaran. Bahkan harus bermacet-macet ria, perjalanan yang harusnya bisa ditempuh 12 jam bisa menjadi 28 jam perjalanan. Ya lebih dari 2 kali lipatnya, MasyaAlloh.. Ada hal menarik yang bisa diambil dari sini. Dalam perjalanan yang begitu melelahkan, budaya mudik bermacet-macetan terus saja berulang tiap tahunnnya. Tak mungkin seseorang mau melakukan perjalanan yang begitu melelahkan tanpa ada dorongan yang kuat. Kekuatan ikatan, silaturahmi, dan ukhuwah. Mengunjungi orangtua, saudara, tetangga, silaturahmi berbuah pahala serta bonus liburan jalan-jalan. 

Rasulullah saw pernah ditanya oleh seorang sahabat, “Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan aku ke surga”. Rasulullah menjawab; “Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahmi”. (HR. Bukhari) 

Hal yang tak bisa terukir dengan kata-kata adaLah saat semua keluarga berkumpul. Saling bercerita pengalaman dan juga bercanda ria. Pertemuan yang jarang bisa terjadi di keluarga perantau. Cerita lesuksesan akan selalu memberi kebanggan tersendiri dalam sebuah keluarga. Apalagi orangtua, mereka akan selalu menunggu cerita bahagia dari anak-anaknya. Yaa, salah satu tanggung jawab seorang perantau adalah membawa kesuksesan saat pulang ke tanah kelahiran serta menuaikan sukses untuk mereka yang di kampung halaman. 

Lebaran ini memberikan kita hikmah untuk terus menjaga silaturahmi.Tanpa kita harus melupakan makna yang sebenarnnya di bulan ramadhan maupun lebaran. Yang mana silaturahmi itu harus dilakukan setiap saat. Moment utamanya adalah saat ramadhan. Ibadah di bulan ramadhan, sudahkah kita merasakan kemenangan nan fitri... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar